Bulan: Mei 2025

Kazoku: Daftar Anggota Keluarga Penting dalam Bahasa Jepang

Kazoku: Daftar Anggota Keluarga Penting dalam Bahasa Jepang

Mempelajari kosakata tentang Kazoku atau keluarga adalah langkah esensial dalam menguasai bahasa Jepang. Memahami istilah-istilah ini tidak hanya memperkaya kosakata Anda, tetapi juga membantu memahami struktur sosial dan budaya Jepang yang sangat menghargai ikatan keluarga. Mari kita selami daftar anggota Kazoku yang penting untuk Anda ketahui.

Dasar-dasar istilah Kazoku yang perlu diingat adalah:

  • Keluarga: Kazoku (家族)
  • Orang tua: Ryoushin (両親)
  • Ayah: Chichi (父)
  • Ibu: Haha (母)

Penting untuk diingat bahwa “Chichi” dan “Haha” digunakan saat membicarakan ayah dan ibu Anda sendiri kepada orang lain. Jika Anda ingin memanggil ayah atau ibu orang lain, atau memanggil orang tua Anda secara langsung dengan hormat, gunakan “Otousan” (お父さん) dan “Okaasan” (お母さん). Ini adalah nuansa penting dalam penggunaan istilah Kazoku.

Selanjutnya dalam daftar Kazoku adalah saudara kandung:

  • Saudara kandung: Kyoudai (兄弟)
  • Kakak laki-laki: Ani (兄)
  • Kakak perempuan: Ane (姉)
  • Adik laki-laki: Otouto (弟)
  • Adik perempuan: Imouto (妹)

Sama seperti orang tua, “Ani”, “Ane”, “Otouto”, dan “Imouto” digunakan saat membicarakan saudara kandung Anda sendiri. Untuk merujuk pada kakak laki-laki atau perempuan orang lain, gunakan “Oniisan” (お兄さん) dan “Oneesan” (お姉さん). Sedangkan untuk adik laki-laki/perempuan orang lain, tetap gunakan “Otouto-san” dan “Imouto-san” atau cukup sebut nama mereka.

Melengkapi daftar Kazoku inti:

  • Kakek: Sofu (祖父)
  • Nenek: Soba (祖母)
  • Anak: Kodomo (子供)
  • Putra: Musuko (息子)
  • Putri: Musume (娘)

Istilah-istilah ini juga memiliki bentuk hormat yang digunakan saat membicarakan anggota keluarga orang lain, seperti “Ojiisan” (おじいさん) untuk kakek orang lain dan “Obaasan” (おばあさん) untuk nenek orang lain. Mempelajari nuansa ini adalah bagian penting dari menguasai kosakata Kazoku.

Dengan menguasai daftar istilah Kazoku ini, Anda akan lebih percaya diri dalam memperkenalkan keluarga Anda atau memahami percakapan yang berkaitan dengan keluarga dalam bahasa Jepang. Teruslah berlatih, dan bahasa Jepang Anda akan semakin lancar!

Semoga artikel ini dapat memberikan informasi dan manfaat untuk para pembaca tentang pelajaran Bahasa Jepang jenang pelajar SMA/SMK, terimakasih !

Insentif Guru Cair: Mekanisme Transfer Langsung Tunjangan untuk Pendidik ASN dan Non-ASN

Insentif Guru Cair: Mekanisme Transfer Langsung Tunjangan untuk Pendidik ASN dan Non-ASN

Kabar baik menyelimuti dunia pendidikan di Indonesia. Mulai Maret 2025, insentif guru berupa tunjangan akan mulai dicairkan dan langsung ditransfer ke rekening pribadi para pendidik, baik yang berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun non-ASN. Kebijakan baru ini merupakan langkah progresif pemerintah untuk memastikan dana tunjangan sampai ke tangan guru dengan lebih cepat dan efisien, sekaligus meningkatkan kesejahteraan mereka.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, dalam pengumuman resminya pada 13 Maret 2025, menegaskan bahwa pencairan insentif guru secara langsung ini merupakan komitmen pemerintah untuk menghargai dedikasi para pendidik. “Kami ingin tunjangan ini menjadi penyemangat dan dapat digunakan sebaik-baiknya, terutama menjelang momen penting seperti Idul Fitri. Proses transfer langsung ini adalah bagian dari upaya kami untuk memangkas birokrasi dan memastikan dana tepat sasaran,” jelas Mendikdasmen Mu’ti. Total penerima tunjangan ini sangat besar, mencapai 1.476.964 guru ASN dan 392.802 guru non-ASN di seluruh Indonesia.

Mekanisme transfer langsung ini merupakan perubahan signifikan dari sistem sebelumnya yang seringkali melibatkan pemerintah daerah sebagai perantara. Dengan sistem baru ini, Kemendikdasmen akan mentransfer dana insentif guru langsung dari pusat ke rekening bank masing-masing guru. Langkah ini diharapkan dapat meminimalisir keterlambatan yang seringkali disebabkan oleh proses administrasi berjenjang di tingkat daerah. Transparansi dan akuntabilitas penyaluran dana juga akan meningkat, memastikan setiap guru menerima haknya secara penuh dan tepat waktu.

Peningkatan kesejahteraan melalui insentif guru yang lancar sangat krusial untuk mendorong kualitas pendidikan. Guru yang merasa dihargai dan memiliki jaminan finansial yang lebih baik cenderung akan lebih termotivasi dalam menjalankan tugasnya. Mereka dapat lebih fokus pada pengembangan metode pengajaran, inovasi kurikulum, dan pembimbingan siswa, tanpa harus terlalu khawatir akan masalah ekonomi. Ini adalah investasi jangka panjang pemerintah dalam pembangunan sumber daya manusia unggul.

Secara keseluruhan, kebijakan pencairan insentif guru secara langsung ini adalah terobosan positif yang menunjukkan komitmen pemerintah terhadap peningkatan kesejahteraan pendidik. Dengan sistem yang lebih efisien dan transparan, diharapkan para guru dapat merasakan dampak langsung dan terus bersemangat dalam mencerdaskan generasi penerus bangsa.

Jalan Utama Berunsur Delapan: Konsep Sentral Buddhisme

Jalan Utama Berunsur Delapan: Konsep Sentral Buddhisme

Jalan Utama Berunsur Delapan (Ariya Aṭṭhaṅgika Magga) adalah inti dari ajaran Buddha Gotama, sebuah panduan praktis untuk mencapai pencerahan dan mengakhiri penderitaan. Ini bukan sekadar teori, melainkan serangkaian prinsip yang harus dilatih dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, membimbing menuju Nibbana.

Jalan ini merupakan kebenaran mulia keempat dari Empat Kebenaran Mulia yang diajarkan oleh Buddha. Ini adalah rute yang terbukti efektif untuk membebaskan diri dari siklus penderitaan (dukkha) dan mencapai kedamaian batin sejati. Setiap unsur dalam Jalan Utama Berunsur Delapan saling mendukung.

Unsur pertama adalah Pengertian Benar (Sammā Diṭṭhi). Ini adalah pemahaman yang tepat tentang Empat Kebenaran Mulia dan sifat-sifat fundamental dari keberadaan. Tanpa pengertian yang benar, sulit untuk bergerak maju dalam praktik spiritual.

Unsur kedua adalah Pikiran Benar (Sammā Saṅkappa). Ini melibatkan pikiran yang bebas dari nafsu, kebencian, dan kekerasan. Sebaliknya, pikiran diisi dengan cinta kasih, welas asih, dan niat baik terhadap semua makhluk.

Unsur ketiga adalah Ucapan Benar (Sammā Vācā). Ini berarti menghindari kebohongan, fitnah, ucapan kasar, dan obrolan kosong. Sebaliknya, berbicara dengan jujur, ramah, dan bermanfaat, yang membangun harmoni.

Unsur keempat adalah Perbuatan Benar (Sammā Kammanta). Ini meliputi menghindari pembunuhan, pencurian, dan perbuatan asusila. Sebaliknya, berbuat baik, bermurah hati, dan bertanggung jawab dalam setiap tindakan fisik.

Unsur kelima adalah Penghidupan Benar (Sammā Ājīva). Ini berarti mencari nafkah dengan cara yang etis, tanpa merugikan makhluk lain. Profesi yang melibatkan kekerasan atau eksploitasi harus dihindari.

Unsur keenam adalah Usaha Benar (Sammā Vāyāma). Ini adalah upaya untuk mencegah timbulnya kejahatan yang belum ada, menyingkirkan kejahatan yang telah ada, mengembangkan kebaikan yang belum ada, dan mempertahankan kebaikan yang telah ada.

Unsur ketujuh adalah Perhatian Benar (Sammā Sati). Ini adalah kesadaran penuh terhadap tubuh, perasaan, pikiran, dan fenomena batin. Melatih perhatian akan membantu kita hidup di saat ini dan tidak terjebak dalam pikiran masa lalu atau masa depan.

Unsur kedelapan adalah Konsentrasi Benar (Sammā Samādhi). Ini adalah pengembangan konsentrasi yang mendalam dan stabil melalui meditasi, yang pada akhirnya mengarah pada pencapaian jhana (penyerapan mental).

Jalan Utama Berunsur Delapan sering dibagi menjadi tiga kelompok: moralitas (Sīla: Ucapan, Perbuatan, Penghidupan Benar), konsentrasi (Samādhi: Usaha, Perhatian, Konsentrasi Benar), dan kebijaksanaan (Paññā: Pengertian, Pikiran Benar). Dengan mengikuti jalan ini, seseorang dapat mencapai pencerahan.

Kabar Gembira Pendidik: Ini Rincian Penyesuaian Gaji Guru ASN dan Non-ASN

Kabar Gembira Pendidik: Ini Rincian Penyesuaian Gaji Guru ASN dan Non-ASN

Para guru di seluruh Indonesia kini bisa bernapas lega dengan hadirnya kabar gembira pendidik mengenai peningkatan kesejahteraan. Penyesuaian gaji bagi guru Aparatur Sipil Negara (ASN) dan non-ASN telah diumumkan, menunjukkan komitmen kuat pemerintah dalam menghargai profesi mulia ini. Kabar gembira pendidik ini diharapkan mampu menjadi pendorong semangat dan motivasi bagi para guru untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas pengajaran demi masa depan generasi bangsa.

Pada hari Kamis, 28 November 2024, dalam sebuah forum dialog nasional yang dihadiri oleh perwakilan asosiasi guru di Balai Sidang Jakarta, Prabowo Subianto menyampaikan rincian penyesuaian gaji. Beliau menegaskan bahwa mulai Januari 2025, guru ASN akan menerima tambahan satu bulan gaji pokok. Ini merupakan bentuk apresiasi terhadap kinerja dan loyalitas mereka. Sementara itu, untuk guru non-ASN yang telah memegang sertifikat pendidik atau telah lulus Pendidikan Profesi Guru (PPG), akan diberikan tunjangan profesi sebesar Rp 2 juta per bulan. Kebijakan ini diharapkan dapat mengurangi kesenjangan kesejahteraan antara guru ASN dan non-ASN.

Peningkatan kesejahteraan ini bukan hanya sekadar penyesuaian gaji. Alokasi anggaran untuk kesejahteraan guru ASN dan non-ASN pada tahun 2025 diproyeksikan mencapai Rp 81,6 triliun. Angka ini menandai kenaikan yang substansial, sekitar Rp 16,7 triliun dari anggaran tahun sebelumnya. Peningkatan kabar gembira pendidik ini menunjukkan bahwa pemerintah memandang investasi pada guru sebagai prioritas utama untuk pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas. Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Ibu Dyah Ayu, dalam paparan publik pada Jumat, 29 November 2024, pukul 14.00 WIB, menjelaskan bahwa skema pencairan dana telah disiapkan agar dapat dilakukan secara bertahap dan tepat waktu.

Selain penyesuaian gaji dan tunjangan, pemerintah juga berkomitmen untuk meningkatkan kompetensi guru. Sebanyak 806.486 guru, baik ASN maupun non-ASN, yang telah memenuhi kualifikasi pendidikan D4 atau S1, akan difasilitasi untuk mengikuti program Pendidikan Profesi Guru (PPG). Program ini esensial untuk memastikan bahwa peningkatan kesejahteraan berjalan seiring dengan peningkatan profesionalisme dan kapasitas guru dalam menghadapi tantangan pendidikan di era modern.

Penyesuaian gaji ini, yang akan efektif per Januari 2025, menjadi kabar gembira pendidik yang telah lama dinantikan. Ini adalah langkah konkret pemerintah untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih baik, di mana guru merasa dihargai, termotivasi, dan dapat fokus sepenuhnya pada tugas mulia mereka dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Guru Menggarisbawahi Kegagalan PPPK dan Tantangan Dunia Pendidikan

Guru Menggarisbawahi Kegagalan PPPK dan Tantangan Dunia Pendidikan

Guru menggarisbawahi sejumlah persoalan fundamental dalam sektor pendidikan selama satu dekade terakhir, terutama terkait pengangkatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang belum mencapai target, serta tantangan serius seperti kekerasan di sekolah. Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) baru-baru ini menyampaikan evaluasinya, memberikan pandangan kritis terhadap upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas dan kesejahteraan para pendidik di Indonesia.

Salah satu fokus utama yang guru menggarisbawahi adalah belum tercapainya target pengangkatan satu juta guru honorer menjadi PPPK. Koordinator Nasional P2G, Satriwan Salim, menjelaskan bahwa hingga akhir tahun 2024, jumlah guru yang diangkat baru mencapai sekitar 900.000. Masalah ini diperparah oleh kendala koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah. Seringkali, pemerintah daerah mengajukan formasi PPPK yang tidak sesuai dengan kebutuhan riil di lapangan, atau bahkan mengajukan jumlah yang tidak memadai. Akibatnya, banyak guru yang sudah lolos seleksi namun belum mendapatkan penempatan, menimbulkan ketidakpastian karier yang panjang.

Selain masalah PPPK, guru menggarisbawahi juga isu kesejahteraan dan kepastian status Aparatur Sipil Negara (ASN). Adanya moratorium rekrutmen ASN untuk guru selama masa pemerintahan sebelumnya menjadi perhatian. Banyak pendidik yang merasa lebih terjamin kesejahteraan dan kariernya jika menjadi ASN. P2G menilai bahwa kebijakan ini perlu dievaluasi ulang demi memberikan kepastian yang lebih baik bagi para guru. Selain itu, sekitar 1,6 juta guru juga masih belum menjalani sertifikasi kompetensi, sebuah proses penting untuk memastikan kualitas pengajaran yang merata di seluruh Indonesia. Informasi ini berdasarkan data internal P2G per 18 Oktober 2024.

Namun, tidak hanya masalah administratif dan kesejahteraan yang guru menggarisbawahi. P2G juga menyoroti masalah kekerasan di lingkungan sekolah, termasuk kasus bullying dan kekerasan seksual. Fenomena ini menjadi ancaman serius bagi keamanan dan psikologis peserta didik. P2G mencatat peningkatan laporan kasus bullying yang signifikan pada semester pertama tahun 2024, menuntut tindakan yang lebih tegas dan terpadu dari pihak berwenang, sekolah, dan orang tua.

Secara keseluruhan, guru menggarisbawahi bahwa pekerjaan rumah di sektor pendidikan masih banyak. Penyelesaian masalah pengangkatan dan penempatan guru PPPK, peningkatan kesejahteraan dan kepastian status guru, serta upaya serius dalam memberantas kekerasan di sekolah adalah agenda prioritas yang harus diwujudkan untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih baik dan berkualitas bagi masa depan bangsa.

Kesejahteraan Guru Terancam: Fenomena Guru Terjerat Pinjaman Online Ilegal

Kesejahteraan Guru Terancam: Fenomena Guru Terjerat Pinjaman Online Ilegal

Dunia pendidikan Indonesia sedang dihadapkan pada realitas yang mengkhawatirkan: kesejahteraan guru terancam akibat jeratan pinjaman online (pinjol) ilegal. Profesi yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam mencerdaskan bangsa ini justru menjadi kelompok paling rentan terhadap praktik lintah darat digital. Sebuah survei dari No Limit Indonesia pada tahun 2021 mengungkapkan bahwa 42 persen korban pinjol ilegal adalah guru, angka yang jauh melampaui kelompok korban lainnya. Artikel ini akan mengupas fenomena kesejahteraan guru terancam ini dan mencari tahu akar masalahnya.

Penyebab utama yang mendorong guru, khususnya guru honorer, untuk terjerumus ke dalam pinjol ilegal adalah kondisi kesejahteraan yang masih sangat memprihatinkan. Banyak guru honorer dilaporkan hanya menerima gaji sekitar Rp 300.000 per bulan, bahkan ada yang kurang dari jumlah tersebut. Dengan pendapatan sekecil ini, sangat sulit bagi mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar, seperti biaya makan, transportasi, hingga pulsa dan listrik, apalagi di tengah kenaikan harga kebutuhan pokok yang terus terjadi. Kondisi ini membuat kesejahteraan guru terancam secara nyata.

Ironisnya, alokasi anggaran pendidikan dalam APBN tergolong besar. Misalnya, pada tahun 2024, 20 persen dari APBN dialokasikan untuk pendidikan, yang jumlahnya mencapai lebih dari Rp 660 triliun. Namun, dana sebesar ini belum mampu secara signifikan meningkatkan kesejahteraan guru honorer di seluruh pelosok negeri. Belum ada aturan daerah yang secara tegas menjamin gaji guru honorer setara dengan Upah Minimum Regional (UMR) provinsi, membuat mereka seringkali dipandang lebih rendah dari pekerja kasar meskipun memiliki gelar sarjana.

Faktor lain yang memperparah situasi ini adalah tingkat literasi keuangan yang masih rendah di kalangan sebagian guru. Mereka cenderung tidak memahami sepenuhnya seluk-beluk pinjol ilegal, termasuk mekanisme bunga yang melambung tinggi, denda yang membengkak secara eksponensial, dan modus penyebaran data pribadi yang dilakukan oleh oknum pinjol tidak resmi. Kurangnya pemahaman ini membuat mereka mudah tergiur oleh janji pinjaman cepat dan mudah tanpa proses yang rumit.

Sebagai contoh, sebuah kasus tragis menimpa seorang guru honorer di Semarang pada tahun 2021. Ia awalnya hanya meminjam Rp 3,7 juta, namun kemudian terkejut saat mengetahui utangnya membengkak hingga Rp 209 juta. Ternyata, aplikasi pinjol tempat ia meminjam terhubung dengan enam aplikasi ilegal lainnya, menjebaknya dalam lingkaran utang yang sulit diputus. Banyak kisah pilu serupa terjadi di seluruh Indonesia, menunjukkan betapa rentannya kesejahteraan guru terancam oleh praktik pinjol ilegal.

Untuk mengatasi fenomena kesejahteraan guru terancam ini, langkah-langkah komprehensif perlu segera diimplementasikan. Prioritas utama adalah peningkatan kesejahteraan guru honorer melalui regulasi yang jelas dan alokasi anggaran yang tepat sasaran. Selain itu, edukasi literasi keuangan yang masif dan berkelanjutan harus menjadi program wajib, tidak hanya bagi guru tetapi juga masyarakat luas. Edukasi ini harus mencakup cara mengidentifikasi pinjol ilegal, risiko yang ditimbulkan, dan alternatif pinjaman yang legal dan aman. Pemerintah, lembaga keuangan, dan organisasi pendidikan harus bersinergi untuk melindungi para pahlawan tanpa tanda jasa ini dari jeratan utang yang merusak.

Menjadi Guru Profesional: Melewati Seleksi Penerimaan yang Ketat

Menjadi Guru Profesional: Melewati Seleksi Penerimaan yang Ketat

Jalur untuk menjadi seorang guru profesional bukanlah jalan yang mudah, melainkan harus melewati serangkaian seleksi penerimaan yang ketat. Baik untuk menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K), maupun guru di sekolah swasta, setiap calon pendidik diwajibkan untuk lulus dari berbagai tahapan tes yang dirancang untuk menguji kompetensi dan kesiapan mereka. Proses seleksi ini krusial untuk memastikan bahwa individu yang diterima sebagai guru adalah mereka yang paling berkualitas dan berdedikasi.

Tahapan seleksi umumnya meliputi tes tertulis, wawancara, dan simulasi mengajar. Seleksi penerimaan ini dirancang secara komprehensif untuk menilai berbagai aspek, mulai dari penguasaan materi pelajaran hingga kemampuan pedagogis dan kepribadian. Tes tertulis biasanya menguji pengetahuan umum, wawasan kebangsaan, dan tentu saja, kompetensi di bidang studi yang relevan. Ini menjadi saringan awal untuk memastikan calon guru memiliki dasar akademis yang kuat.

Setelah lolos tes tertulis, calon guru akan menghadapi sesi wawancara. Pada tahap ini, pewawancara akan menggali lebih dalam motivasi, integritas, dan kemampuan komunikasi calon guru. Ini adalah kesempatan bagi panitia seleksi penerimaan untuk menilai apakah calon tersebut memiliki karakter yang sesuai dengan nilai-nilai pendidikan dan mampu berinteraksi secara efektif dengan siswa, rekan kerja, dan orang tua. Aspek kepribadian dan komitmen terhadap profesi guru menjadi fokus utama dalam wawancara.

Puncak dari seleksi penerimaan seringkali adalah simulasi mengajar. Pada tahap ini, calon guru diminta untuk mendemonstrasikan kemampuan mereka dalam mengajar di depan penguji. Ini bukan hanya tentang menyampaikan materi, tetapi juga tentang bagaimana mereka mengelola kelas, berinteraksi dengan “siswa” (yang bisa jadi penguji yang berperan sebagai siswa), menggunakan media pembelajaran, dan mengimplementasikan berbagai strategi pengajaran. Simulasi ini memberikan gambaran nyata tentang performa calon guru di lingkungan kelas.

Dengan melewati semua tahapan seleksi yang ketat ini, seorang individu membuktikan bahwa mereka tidak hanya memiliki kualifikasi akademis, tetapi juga keterampilan praktis dan mentalitas yang dibutuhkan untuk menjadi seorang guru yang efektif dan bertanggung jawab. Proses seleksi yang selektif ini adalah langkah penting dalam menjaga kualitas sumber daya manusia di dunia pendidikan.

Pemerintah Beraksi: Dana Langsung Rp 300 Ribu-Rp 500 Ribu per Bulan bagi Guru Honorer

Pemerintah Beraksi: Dana Langsung Rp 300 Ribu-Rp 500 Ribu per Bulan bagi Guru Honorer

Pemerintah Indonesia kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap kesejahteraan guru honorer dengan mengumumkan program dana langsung bulanan. Bantuan ini berkisar antara Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu per bulan, ditujukan untuk meringankan beban ekonomi para pendidik non-PNS yang selama ini berjuang dengan honor minim. Kebijakan ini diharapkan menjadi angin segar dan bentuk apresiasi nyata atas dedikasi mereka dalam mencerdaskan anak bangsa di berbagai pelosok negeri.

Pengumuman ini disampaikan oleh Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Bapak Anindito Aditama, dalam sebuah konferensi pers pada Jumat, 10 Mei 2025, di Kantor Kemendikbud, Jakarta Pusat. Beliau menjelaskan bahwa pemberian dana langsung ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memenuhi janji meningkatkan kesejahteraan guru honorer, terutama yang belum terdaftar dalam program tunjangan profesi atau sertifikasi guru. “Ini adalah langkah cepat untuk memberikan bantuan langsung kepada mereka yang paling membutuhkan, sembari menunggu program jangka panjang lainnya,” tutur Bapak Anindito.

Mekanisme penyaluran dana langsung ini akan dilakukan melalui transfer bank langsung ke rekening masing-masing guru honorer. Data penerima akan diverifikasi secara ketat berdasarkan data pokok pendidikan (Dapodik) yang telah diperbarui oleh sekolah dan dinas pendidikan setempat. Guru honorer yang berhak menerima bantuan adalah mereka yang aktif mengajar, terdaftar di Dapodik, dan belum menerima tunjangan profesi guru (TPG) atau tunjangan sejenis lainnya dari pemerintah. Proses verifikasi ini diharapkan rampung pada akhir Mei 2025, sehingga pencairan dapat dimulai pada minggu kedua Juni 2025.

Besaran dana langsung yang diterima akan bervariasi antara Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu, tergantung pada masa kerja dan wilayah penempatan guru. Guru honorer dengan masa kerja lebih dari lima tahun atau yang mengajar di daerah terpencil akan mendapatkan nominal yang lebih tinggi. Untuk memastikan kelancaran dan keamanan proses pencairan, Kemendikbud telah bekerja sama dengan beberapa bank Himbara, seperti Bank Mandiri dan Bank Negara Indonesia (BNI). Petugas bank akan membantu guru honorer yang belum memiliki rekening untuk membuka rekening baru.

Pemerintah berharap, dana langsung ini dapat membantu guru honorer memenuhi kebutuhan dasar mereka sehari-hari, serta memberikan semangat tambahan dalam menjalankan tugas mulianya. Ke depan, pemerintah terus berkomitmen untuk mencari solusi komprehensif terkait status dan kesejahteraan guru honorer, termasuk melalui program pengangkatan P3K (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) dan peningkatan kompetensi berkelanjutan. Langkah ini adalah bukti nyata keberpihakan pemerintah terhadap pahlawan tanpa tanda jasa.

Akselerasi Digitalisasi: Kemendikdasmen Dukung 330 Ribu Sekolah

Akselerasi Digitalisasi: Kemendikdasmen Dukung 330 Ribu Sekolah

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) tengah gencar menggalakkan program akselerasi digitalisasi di seluruh sekolah di Indonesia. Target ambisius pun ditetapkan: 330 ribu sekolah akan mendapatkan dukungan penuh untuk transformasi digital. Ini adalah langkah strategis Kemendikdasmen dalam mempersiapkan generasi emas yang melek teknologi dan siap bersaing di era industri 4.0.

Program digitalisasi ini mencakup berbagai jenjang pendidikan, mulai dari PAUD hingga sekolah menengah, termasuk sekolah luar biasa. Fokus utama juga diberikan pada sekolah-sekolah di wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T), dengan sekitar 33 ribu sekolah di daerah tersebut menjadi prioritas penerima bantuan.

Bantuan digitalisasi pembelajaran yang akan diberikan meliputi berbagai perangkat dan fasilitas. Di antaranya adalah papan pintar atau interactive whiteboard, laptop, serta akses internet yang memadai. Paket ini dirancang untuk mendukung kegiatan belajar mengajar yang lebih interaktif, modern, dan relevan dengan perkembangan zaman.

Mendikdasmen optimis bahwa dengan dukungan teknologi ini, kualitas pembelajaran akan meningkat signifikan. Siswa akan menjadi lebih antusias karena pembelajaran terasa lebih menarik dan interaktif. Bahkan, hasil belajar juga diharapkan meningkat, terlihat dari partisipasi yang lebih aktif dan nilai yang lebih baik di sekolah.

Selain penyediaan perangkat, Kemendikdasmen juga menekankan pentingnya pelatihan bagi guru. Ribuan guru akan dilatih untuk terampil mengajar coding dan Kecerdasan Buatan (AI). Hal ini penting untuk memastikan bahwa teknologi yang disediakan dapat dimanfaatkan secara optimal oleh para pendidik.

Transformasi digital pendidikan ini merupakan bagian integral dari visi Indonesia Emas 2045. Kemendikdasmen percaya bahwa tanpa lompatan digital seperti ini, Indonesia akan tertinggal. Oleh karena itu, persiapan harus dimulai dari sekarang, dari ruang-ruang kelas di seluruh pelosok negeri.

Kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat, juga diperkuat. Program ini tidak hanya mengirimkan perangkat, tetapi juga mengisi dengan konten-konten pembelajaran digital yang relevan dan inovatif, memastikan ekosistem digitalisasi pendidikan yang komprehensif.

Dengan dukungan untuk 330 ribu sekolah, Kemendikdasmen bertekad menciptakan pendidikan bermutu untuk semua. Akselerasi digitalisasi ini diharapkan mampu mengatasi kesenjangan digital dan menghasilkan sumber daya manusia unggul yang siap menghadapi tantangan global di masa depan.

Memimpin Perubahan: Mengapa Guru adalah Aktor Utama Kurikulum Merdeka

Memimpin Perubahan: Mengapa Guru adalah Aktor Utama Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka membawa paradigma baru dalam sistem pendidikan nasional, dengan fokus pada pengembangan potensi individu siswa dan kebebasan belajar. Dalam pergeseran signifikan ini, Guru adalah Aktor Utama yang menentukan keberhasilan implementasinya di lapangan. Merekalah yang memegang kunci untuk menerjemahkan filosofi kurikulum ke dalam praktik pengajaran yang inovatif dan relevan. Artikel ini akan mengupas mengapa Guru adalah Aktor Utama dalam memimpin perubahan ini dan bagaimana peran mereka menjadi semakin krusial.

Kurikulum Merdeka mendorong pendekatan yang lebih personal dan adaptif dalam pembelajaran, jauh dari model pendidikan seragam. Ini berarti guru tidak lagi hanya berfungsi sebagai penyampai informasi, tetapi sebagai perancang pengalaman belajar, fasilitator, dan motivator. Mereka memiliki keleluasaan untuk menyesuaikan materi ajar dan metode pengajaran dengan kebutuhan, minat, dan kecepatan belajar siswa. Guru adalah Aktor Utama dalam menciptakan lingkungan kelas yang partisipatif, di mana siswa didorong untuk bertanya, bereksplorasi, dan menemukan pengetahuan mereka sendiri. Menurut Konsultan dan pemerhati pendidikan dasar, Antonius Ferry Timur, Direktur Yayasan Abisatya Yogyakarta, dalam sebuah wawancara pada 5 Mei 2023, “Guru adalah garda utama Kurikulum Merdeka, karena merekalah yang akan menjiwai dan menghidupkan kurikulum ini di setiap kelas.”

Peran guru dalam Kurikulum Merdeka juga menuntut mereka untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat. Mereka harus terus mengembangkan kompetensi, tidak hanya dalam penguasaan konten, tetapi juga dalam pedagogi, penggunaan teknologi, dan asesmen formatif yang mendukung proses belajar siswa. Guru dituntut untuk menjadi lebih reflektif terhadap praktik pengajaran mereka, senantiasa mencari cara untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Mereka juga diharapkan untuk lebih berkolaborasi dengan sesama guru, berbagi ide, dan memecahkan masalah bersama.

Meskipun tantangan adaptasi ini besar, dukungan bagi para guru juga terus diberikan. Berbagai pelatihan, lokakarya, dan platform berbagi praktik baik kini tersedia untuk membantu guru memahami dan menerapkan Kurikulum Merdeka dengan lebih baik. Dengan menyadari bahwa Guru adalah Aktor Utama perubahan ini, diharapkan akan tercipta ekosistem pendidikan yang memberdayakan, menghasilkan generasi pelajar yang mandiri, kreatif, dan siap menghadapi tantangan global dengan kompetensi yang relevan.

Theme: Overlay by Kaira Extra Text
Cape Town, South Africa