Hari: 11 Juli 2025

Konferensi Akbar PGRI: Bahas Strategi Indonesia Emas 2045

Konferensi Akbar PGRI: Bahas Strategi Indonesia Emas 2045

Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) akan menggelar Konferensi Akbar PGRI yang sangat dinantikan. Acara ini menjadi forum penting untuk merumuskan strategi pendidikan jangka panjang. Tujuannya adalah menyiapkan generasi emas yang siap menghadapi tantangan global 2045. Para guru akan berkumpul membahas inovasi dan kebijakan krusial.

Konferensi ini akan menjadi ajang bertukar pikiran dan pengalaman dari berbagai daerah di Indonesia. Partisipasi aktif para pendidik diharapkan mampu menghasilkan rekomendasi konkret. Semua masukan akan menjadi landasan untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih adaptif dan inklusif.

Salah satu agenda utama Konferensi Akbar PGRI adalah pembahasan mendalam mengenai kurikulum masa depan. Bagaimana kurikulum dapat relevan dengan kebutuhan industri 4.0 dan Society 5.0 akan menjadi fokus. Pendidikan karakter dan keterampilan abad ke-21 juga akan ditekankan dalam setiap pembahasan.

Peningkatan profesionalisme guru juga menjadi isu sentral. PGRI akan mengupas tuntas strategi pengembangan kompetensi guru agar sesuai dengan tuntutan zaman. Pelatihan berbasis teknologi dan metode pengajaran inovatif akan menjadi topik diskusi yang menarik perhatian para peserta.

Isu kesejahteraan guru tidak luput dari perhatian. Konferensi Akbar PGRI akan menjadi wadah untuk menyuarakan aspirasi para guru terkait peningkatan gaji dan tunjangan. Kesejahteraan yang layak adalah kunci motivasi guru dalam memberikan kontribusi terbaik bagi bangsa.

Peran teknologi dalam pembelajaran juga akan dibahas secara ekstensif. Bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung proses belajar mengajar. PGRI berharap dapat merumuskan peta jalan digitalisasi pendidikan yang merata di seluruh Indonesia.

Diskusi panel dan lokakarya interaktif akan mewarnai jalannya konferensi. Para ahli pendidikan, pembuat kebijakan, dan praktisi akan berbagi wawasan. Harapannya, setiap sesi dapat menghasilkan gagasan segar dan solusi praktis untuk permasalahan pendidikan di lapangan.

Konferensi Akbar PGRI ini juga akan menjadi momen untuk memperkuat jaringan antar guru se-Indonesia. Kolaborasi dan sinergi antar pendidik sangat penting untuk mewujudkan visi besar Indonesia Emas 2045. Solidaritas profesi akan semakin terjalin erat.

Rekomendasi dari konferensi ini akan disampaikan langsung kepada pemerintah dan pemangku kepentingan terkait. PGRI berharap masukan tersebut dapat diimplementasikan menjadi kebijakan konkret. Guru adalah mitra strategis pemerintah dalam membangun SDM berkualitas.

Menilai Hasil Pembelajaran: Umpan Balik Konstruktif untuk Pertumbuhan Siswa

Menilai Hasil Pembelajaran: Umpan Balik Konstruktif untuk Pertumbuhan Siswa

Proses menilai hasil pembelajaran siswa adalah lebih dari sekadar pemberian nilai; ini adalah kesempatan krusial untuk memberikan umpan balik konstruktif yang mendukung pertumbuhan personal dan akademis siswa. Umpan balik yang efektif adalah jembatan antara apa yang telah dipelajari siswa dan apa yang perlu mereka tingkatkan. Dengan fokus pada umpan balik konstruktif, menilai hasil pembelajaran bertransformasi menjadi alat pemberdayaan, membantu siswa memahami kekuatan mereka dan area yang memerlukan perhatian, sehingga mereka dapat terus berkembang.

Pentingnya umpan balik konstruktif dalam menilai hasil pembelajaran terletak pada kemampuannya untuk memberikan arahan yang jelas. Umpan balik tidak seharusnya hanya menyebutkan kesalahan, tetapi menjelaskan mengapa itu salah dan bagaimana cara memperbaikinya. Misalnya, alih-alih hanya menulis “kurang tepat” pada jawaban siswa, guru bisa menulis, “Konsep ini sudah bagus, namun perlu diperdalam pada bagian X karena kurang relevan dengan pertanyaan.” Ini memberikan panduan konkret bagi siswa untuk merevisi atau memperbaiki pemahaman mereka. Sebuah studi dari Pusat Riset Pendidikan Nasional pada Desember 2024 menunjukkan bahwa siswa yang menerima umpan balik spesifik dan berorientasi perbaikan menunjukkan peningkatan performa hingga 25% dibandingkan yang hanya menerima nilai.

Selain itu, umpan balik yang konstruktif harus disampaikan dengan cara yang mendorong motivasi, bukan menjatuhkan mental siswa. Bahasa yang positif dan fokus pada proses belajar, bukan hanya hasil akhir, akan sangat membantu. Guru dapat mengawali umpan balik dengan mengakui upaya siswa atau menyebutkan apa yang sudah dilakukan dengan baik, sebelum beralih ke area perbaikan. Pendekatan ini membantu menilai hasil pembelajaran sebagai sebuah proses belajar, bukan penghakiman. Contohnya, di sebuah seminar pendidikan di Universitas Global pada Jumat, 12 Juli 2024, pukul 14.00 WIB, seorang pakar pendidikan menekankan bahwa “umpan balik yang membangun itu ibarat peta jalan, bukan palu godam.”

Terakhir, umpan balik dalam menilai hasil pembelajaran harus diberikan secara tepat waktu dan diikuti dengan kesempatan bagi siswa untuk bertindak berdasarkan umpan balik tersebut. Umpan balik yang diberikan terlalu lama setelah tugas diserahkan akan kehilangan relevansinya. Setelah umpan balik diberikan, berikan siswa kesempatan untuk merevisi pekerjaan mereka, berdiskusi dengan guru, atau melakukan latihan tambahan. Proses ini memastikan bahwa umpan balik tidak hanya diterima, tetapi juga diterapkan, sehingga siswa benar-benar belajar dari kesalahan mereka dan terus tumbuh. Dengan demikian, menilai hasil pembelajaran menjadi sebuah siklus dinamis yang mendorong peningkatan berkelanjutan bagi setiap siswa.

Theme: Overlay by Kaira Extra Text
Cape Town, South Africa