Blunder Slams: Bahaya Mengangkat Lawan dan Menjatuhkannya dengan Keras

Meskipun gulat melibatkan manuver banting dan angkatan yang eksplosif, olahraga ini sangat ketat dalam menegakkan peraturan keselamatan, terutama yang berkaitan dengan mendaratkan lawan secara aman. Blunder Slams merujuk pada pelanggaran fatal yang terjadi ketika seorang pegulat mengangkat lawan dan kemudian menjatuhkannya ke matras secara keras dan disengaja, sering kali di atas kepala atau leher, tanpa mengontrol pendaratan (uncontrolled landing). Blunder Slams ini dianggap sebagai salah satu pelanggaran paling serius (Flagrant Foul) dalam gulat karena memiliki potensi tinggi menyebabkan cedera serius, seperti patah tulang belakang atau gegar otak. Tindakan ini secara langsung melanggar etika olahraga dan prinsip keselamatan pemain.

Definisi dari Blunder Slams secara spesifik adalah menjatuhkan lawan saat lawannya tidak dalam posisi terkontrol atau saat pegulat penyerang tidak memegang posisi pegangan yang sah saat pendaratan. Pelanggaran ini berbeda dengan take down atau throw (bantingan) legal, di mana pegulat penyerang tetap mempertahankan kontak dan mengontrol pendaratan lawan ke sisi atau punggung. Dalam briefing wasit yang dilakukan oleh Komite Keselamatan Atlet Gulat Nasional pada bulan Oktober 2025, ditekankan bahwa slam yang terjadi dari ketinggian berlebihan atau dengan niat menyakiti akan segera dikenakan sanksi tertinggi.

Konsekuensi dari Blunder Slams sangat berat. Pegulat yang melakukan pelanggaran ini biasanya akan langsung dikenai Diskualifikasi (DQ) dari pertandingan tersebut. Selain itu, Direktur Hukum Federasi Gulat Nasional, Bapak Ahmad Yani, S.H., dalam sebuah edaran hukum pada tanggal 5 Desember 2025, menyatakan bahwa blunder ini dapat memicu Tinjauan Disiplin yang lebih luas, berpotensi menghasilkan larangan bertanding sementara atau permanen, tergantung pada tingkat cedera yang ditimbulkan. Pegulat yang menderita cedera akibat slam ilegal segera mendapatkan evaluasi medis di tempat dan tidak diizinkan melanjutkan pertandingan.

Untuk menghindari Blunder Slams, pelatihan harus fokus pada kontrol tubuh dan teknik finish yang aman. Pelatih Teknik Gulat Gaya Bebas, Coach Heri Setiawan, S.Or., menerapkan latihan Controlled Throw Drill setiap hari Selasa sore selama 30 menit. Latihan ini melatih pegulat untuk selalu mengikuti gerakan lawan ke matras dan memastikan mereka melepaskan lawan hanya saat pendaratan aman ke sisi punggung atau sisi samping. Coach Heri menekankan bahwa keselamatan lawan adalah prioritas utama dan smash yang tidak terkontrol, meskipun dilakukan dalam kepanikan, tetap merupakan blunder yang tidak dapat ditoleransi.

Theme: Overlay by Kaira Extra Text
Cape Town, South Africa