Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa saat Anda menelepon teman di negara lain, jam di sana menunjukkan waktu yang berbeda? Fenomena ini adalah hasil langsung dari rotasi Bumi dan pembentukan zona waktu global. Pemahaman tentang mengapa waktu berbeda menjadi kunci untuk memahami sistem penanggalan internasional.
Bumi berotasi pada porosnya, menyelesaikan satu putaran penuh dalam 24 jam. Selama rotasi ini, Matahari hanya menyinari satu sisi planet. Akibatnya, ada bagian Bumi yang mengalami siang hari, sementara bagian lainnya mengalami malam. Inilah dasar utama di balik perbedaan waktu yang kita alami sehari-hari.
Untuk mengatasi kekacauan yang terjadi, para ilmuwan menciptakan sistem zona waktu. Bumi dibagi menjadi 24 zona longitudinal, masing-masing dengan lebar 15 derajat. Setiap zona mewakili satu jam waktu. Pembagian ini memungkinkan waktu lokal di setiap zona untuk disinkronkan dengan posisi Matahari di langit.
Sistem ini berpusat pada meridian nol derajat, yang dikenal sebagai Garis Bujur Utama atau Meridian Greenwich. Waktu di meridian ini disebut Greenwich Mean Time (GMT) atau kini lebih sering disebut Coordinated Universal Time (UTC). UTC menjadi patokan global untuk semua zona waktu lainnya.
Zona waktu di timur Greenwich memiliki waktu yang lebih cepat dari UTC, sedangkan zona di barat memiliki waktu yang lebih lambat. Misalnya, Jakarta berada di zona Waktu Indonesia Barat (WIB), yang adalah UTC+7, artinya 7 jam lebih cepat dari waktu Greenwich.
Pembentukan zona waktu yang seragam ini sangat penting untuk komunikasi dan perdagangan internasional. Tanpa sistem ini, akan terjadi kebingungan besar dalam penjadwalan. Penerbangan, pengiriman barang, dan acara global akan sulit dikoordinasikan. Ini adalah solusi praktis untuk masalah mengapa waktu berbeda.
Namun, ada beberapa pengecualian. Beberapa negara besar, seperti Tiongkok dan India, memilih untuk menggunakan satu zona waktu untuk seluruh wilayah mereka meskipun secara geografis wilayah mereka mencakup beberapa zona. Hal ini dilakukan untuk alasan politik dan kesatuan nasional.
